Mengenal Infrastruktur Hijau sebagai Solusi Perubahan Iklim
Perubahan iklim telah menjadi isu penting yang dihadapi dunia, termasuk Indonesia. Infrastruktur hijau, sebuah konsep yang menggabungkan teknologi dan alam, muncul sebagai solusi efektif.
Prof. Dr. Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menjelaskan, "Infrastruktur hijau adalah pendekatan yang memanfaatkan ekosistem alami atau dikelola untuk memberikan manfaat sosial dan lingkungan."
Implementasinya meliputi hutan kota, atap hijau, taman, hingga zona penyerapan air. Secara umum, infrastruktur hijau bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Bagaimana Infrastruktur Hijau Mengurangi Dampak Perubahan Iklim
Dalam menghadapi perubahan iklim, infrastruktur hijau berperan penting. Pertama, infrastruktur hijau membantu menyerap gas rumah kaca. Misalnya, hutan kota yang berfungsi sebagai ‘paru-paru kota’, menyerap CO2 dan menghasilkan oksigen.
Kedua, infrastruktur hijau mengelola air dengan lebih baik. Zona penyerapan air dan taman mengurangi risiko banjir, membantu menjaga keseimbangan air tanah, dan memberikan habitat bagi spesies lokal.
"Infrastruktur hijau juga mengurangi suhu kota. Atap hijau memantulkan cahaya matahari, mengurangi suhu di dalam gedung dan menghemat energi," kata Dr. Rizal Malik, pakar lingkungan dari Universitas Indonesia.
Ketiga, infrastruktur hijau membantu meningkatkan kesehatan manusia. Ruang hijau memberikan kesempatan untuk berolahraga, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas udara.
Namun, perlu diingat bahwa infrastruktur hijau bukan pengganti untuk aksi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Sebaliknya, infrastruktur hijau harus digabungkan dengan strategi lainnya.
Infrastruktur hijau memang bukan solusi instan, tapi perlu diakui sebagai langkah penting dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim. Indonesia, dengan keanekaragaman hayatinya, memiliki potensi besar untuk mengembangkan infrastruktur hijau. Mari kita manfaatkan potensi tersebut untuk masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.